Tabel Berat Besi Baja H Beam
No
|
UKURAN (mm)
|
PANJANG (M)
|
Weight (Kg)
|
BERAT /M1 (Kg)
|
1
|
L 100x100x6x8
|
12
|
206
|
17.167
|
2
|
L 125x125x5x7
|
12
|
222
|
18.500
|
3
|
L 125x125x6.5×9
|
12
|
286
|
23.833
|
4
|
L 150x150x7x10
|
12
|
378
|
31.500
|
5
|
L 175x175x7x11
|
12
|
482
|
40.167
|
6
|
L 200x200x8x12
|
12
|
599
|
49.917
|
7
|
L 250x250x9x14
|
12
|
869
|
72.417
|
8
|
L 300x300x10x15
|
12
|
1128
|
94.000
|
9
|
L 250x350x12x19
|
12
|
1644
|
137.000
|
10
|
L 400x400x13x21
|
12
|
2064
|
172.000
|
Cara membaca tabel berat besi baja H Beam diatas adalah:
Sebagai Contoh : L 100X100X6X8mm-12 M’ 206 kg 17.167
Arti dimensi besi H beam tersebut adalah :
Panjang 12 M
Tinggi 10 cm
Lebar 10 cm
Tebal Badan 6 mm
Tebal sayap 8 mm
Mempunyai berat total 206 kg
Sedangkan berat per M : 206 / 12 = 17.167
2. Tabel Berat Besi Baja WF ( Wide Flange )
NO
|
UKURAN (mm)
|
PANJANG (M)
|
Weight (Kg)
|
BERAT /M1 (Kg)
|
1
|
WF 100X50X5 X7
|
12
|
112
|
9.333
|
2
|
WF 125X60X6 X8
|
12
|
158
|
13.200
|
3
|
WF 148X100X6X9
|
12
|
253
|
21.100
|
4
|
WF 150X75X5X7
|
12
|
168
|
14.000
|
5
|
WF 175X90X5X8
|
12
|
217
|
18.100
|
6
|
WF 198X99X4,5X7
|
12
|
218
|
18.200
|
7
|
WF 200X100X3,2X4,5
|
12
|
143
|
11.917
|
8
|
WF 200X100X5,5X8
|
12
|
256
|
21.333
|
9
|
WF 248X124X5X8
|
12
|
308
|
25.700
|
10
|
WF 250X125X6X9
|
12
|
355
|
29.600
|
11
|
WF 298X149X6X8
|
12
|
384
|
32.000
|
12
|
WF 300X150X6,5X9
|
12
|
440
|
36.700
|
13
|
WF 346X174X6X9
|
12
|
497
|
41.417
|
14
|
WF 350X175X7X11
|
12
|
595
|
49.600
|
15
|
WF 396X199X7X11
|
12
|
680
|
56.625
|
16
|
WF 400X200X8 X13
|
12
|
792
|
66.000
|
17
|
WF 446X199X8X12
|
12
|
794
|
66.200
|
18
|
WF 450X200X9X14
|
12
|
912
|
76.000
|
19
|
WF 500X200X10X16
|
12
|
1075
|
89.583
|
20
|
WF 588X300X10X16
|
12
|
1812
|
151.000
|
21
|
WF 600X200X11X17
|
12
|
1272
|
106.000
|
22
|
WF 700X300X13X24
|
12
|
2220
|
185.000
|
23
|
WF 800X300X14X26
|
12
|
2520
|
210.000
|
Cara membaca tabel berat besi baja WF ( Wide Flange) diatas adalah :
Sebagai Contoh : WF 100x50x5x7mm-12 M’ 112 kg 9.333
Artinya dimensi besi WF tersebut adalah :
Panjang 12 m
Tinggi 10 cm
Lebar 5 cm
Tebal badan 5 mm
Tebal sayap 7 mm
Mempunyai berat total 112 kg
Sedangkan berat per M : 112/12 = 9.333 kg
3. Tabel Berat Besi Baja kanal C/ CNP
No
|
UKURAN (mm)
|
PANJANG (M)
|
Weight (Kg)
|
BERAT /M1 (Kg)
|
1
|
L 60X30X10X1,6
|
6
|
9.76
|
1.627
|
2
|
L 75X35X15X1,6
|
6
|
12.4
|
2.067
|
3
|
L 75 X45X15X1,6
|
6
|
13.9
|
2.320
|
4
|
L 75X45X15X2,3
|
6
|
19.5
|
3.250
|
5
|
L 100X50X20X1,6
|
6
|
17.5
|
2.917
|
6
|
L 100X50X20X2,3
|
6
|
24.4
|
4.067
|
7
|
L 100X50X20X3,2
|
6
|
33
|
5.500
|
8
|
L 125X50X20X2,3
|
6
|
27.1
|
4.517
|
9
|
L 125X50X20X3,2
|
6
|
36.8
|
6.133
|
10
|
L 150X50X20X2,3
|
6
|
29.8
|
4.967
|
11
|
L 150X50X20X3,2
|
6
|
40.6
|
6.767
|
12
|
L 150X65X20X2,3
|
6
|
33
|
5.500
|
13
|
L 150X65X20X3,2
|
6
|
45.1
|
7.517
|
14
|
L 200X75X20X3,2
|
6
|
55.6
|
9.270
|
Cara membaca tabel berat besi baja canal C diatas adalah :
Sebagai Contoh : L 60x30x10x1.6 mm-6 M’ 9.76 kg 1.627
Sebagai Contoh : L 60x30x10x1.6 mm-6 M’ 9.76 kg 1.627
Artinya dimensi besi Canal C tersebut adalah :
Panjang 6 m
Tinggi 6
Sejarah
Struktur Baja
I. Sejarah Struktur Baja
Penggunaan logam sebagai bahan
struktural diawali dengan besi tuang untuk bentang lengkungan (arch)
sepanjang 100 ft (30 m) yang dibangun di Inggris pada tahun 1777 – 1779. Dalam
kurun waktu 1780 – 1820,. Dibangun lagi sejumlah jembatan dari besi tuang,
kebanyakan berbentuk lengkungan dengan balok – balok utama dari potongan –
potongan besi tuang indivudual yang membentuk batang – batang atau kerangka (truss)
konstruksi. Besi tuang juga digunakan sebagai rantai penghubung pada jembatan –
jembatan suspensi sampai sekitar tahun 1840.
Setelah tahun 1840, besi tempa mulai
mengganti besi tuang dengan contoh pertamanya yang penting adalah Brittania
Bridge diatas selat Menai di Wales yang dibangun pada 1846 – 1850. Jembatan ini
menggunakan gelagar –gelagar tubular yang membentang sepanjang 230 – 460 – 460
– 230 ft (70 – 140 – 140 – 70 m) dari pelat dan profil siku besi tempa.
Proses canai (rolling) dari
berbagai profil mulai berkembang pada saat besi tuang dan besi tempa telah
semakin banyak digunakan. Batang – batang mulai dicanai pada skala industrial
sekitar tahun 1780. Perencanaan rel dimulai sekitar 1820 dan diperluas sampai
pada bentuk – I menjelang tahun 1870-an.
Perkembangan proses Bessemer (1855)
dan pengenalan alur dasar pada konverter Bessemer (1870) serta tungku
siemens-martin semakin memperluas penggunaan produk – produk besi sebagai bahan
bangunan. Sejak tahun 1890, baja telah mengganti kedudukan besi tempa sebagai
bahan bangunan logam yang terutama. Dewasa ini (1990-an), baja telah memiliki
tegangan leleh dari24 000 sampai dengan 100 000 pounds per square inch,
psi (165 sampai 690 MPa), dan telah tersedia untuk berbagai keperluan
struktural.
Berikut ini adalah awal mula
ditemukannya Baja.
·
Besi ditemukan
digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM
· Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan
pembuatan tersebut selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun
tersebbut proses peleburan besi mulai diketahui secara luas.
· Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma,
carhaginians dan asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam
kehidupannya.
· Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di
invansi oleh bangsa arya.
· Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi.
· Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di
eropa.
· Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja
· Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan
pertama kali pada 1000 M pada
kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus.
·
1300 M, rahasia
pembuatan baja damaskus hilang.
·
1700 M, baja
kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa.
II. Material
baja
2.1 Jenis – jenis Baja
Dengan baja
dimaksudkan suatu bahan dengan keserbasamaan yang besar, yang terutama terdiri
atas ferrum (Fe) dalam bentuk hablur dan 0,04 @ 1,6% zat arang (C);
zat arang itu didapat dengan jalan membersihkan bahan pada temperatur yang
sangat tinggi, dengan menggunakan proses – proses yang akan disebut sebagian
besar dari besi kasar, yang dihasilkan oleh dapur – dapur tinggi.
Semua jenis –
jenis baja sedikit banyak dapat ditempa dan dapat disepuh, sedangkan untuk baja
lunak pada tegangan yang jauh dibawah kekuatan tarik atau batas patah
TB, yaitu apa yang dinamakan batas lumer atau tegangan
lumer Tv, terjadi suatu keadaan yang aneh, dimana perubahan
bentuk berjalan terus beberapa waktu, dengan tidak memperbesar beban yang ada.
Sifat – sifat
baja bergantung sekali kepada kadar zat arang, semakin bertambah kadar ini,
semakin naik tegangan patah dan regangan menurut prosen, yang terjadi pada
sebuah batang percobaan yang dibebani dengan tarikan, yaitu regangan patah menjadi
lebih kecil.
Persentase yang
sangat kecil dari unsur – unsur lainnya, dapat mempengaruhi sifat – sifat baja
dengan kuat sekali, secar baik atau jelek. Guna membedakannya, jenis – jenis
baja diberi nomor yang sesuai dengan tegangan patah yang dijamin dan yang terendah
pada percobaan tarik yang normal, tetapi untuk setiap jenis baja juga
ditentukan suatu TBmaks.
1.2 Klasifikasi Baja
1. Baja Karbon
Baja Karbon dibagi menjadi empat kategori berdasarkan
persentase karbonnya : Karbon rendah (kurang dari 0,15%); Karbon lunak (0,15 –
0,29%); Karbon sedang (0.3 – 0.59%); dan karbon tingi (0,6 – 1,7%). Baja Karbon
struktural termasuk dalam kategori karbon lunak. Baja Karbon struktur
menunjukan titik leleh dfinit, peningkatan perentase karbon akan menigkatkan
kekerasannya namun mengurangi kekenyalannya, sehingga lebih sulit dilas.
2. Baja Perpaduan Rendah Berkekuatan Tinggi
Kategori ini
meliputi baja – baja yang memiliki tegangan leleh dari 40 – 70 ksi (275 – 480
MPa), yang menunjukan titik leleh yang jelas, sama dengan yang terjadi pada
baja karbon. Penambahan sejumlah elemen paduan terhadap baja seperti krom,
kolubium, tembaga, mangan, molibden, nikel, fosfor, vanadium atau zirkonium,
akan memperbaiki sifat – sifat mekanisnya. Bila Karbon mendapatkan kekuatan
dengan penambahan kandungan karbonnya, elemen – elemen paduan menciptakan
tambahan kekuatan lebih dengan mikrostruktur yang halus ketimbang mikrostruktur
yang kasar yang diperoleh selama proses pendinginan baja. Baja paduan rendah
berkkuatan tinggi digunakan dalam kondisi seperti tempaan atau kondisi normal
yakni kondisi dimana tidak digunakan perlakuan panas.
3. Baja Paduan
Baja paduan rendah dapat didinginkan dan disepuh supaya
dapat mencapai kekuatan leleh sebesar 80 – 110 ksi (550 – 760 MPa). Kekuatan
leleh biasanya didefinisikan sebagai tegangan pada regangan offset 0,2%,
karena baja ini tidak menunjukan titik leleh yang jelas. Dengan prosedur yang
tepat baja ini dapat dilas, dan biasanya tidak membutuhkan tambahan perlakuan
panas setelah pengelasan dilakukan. Untuk beberapa keperluan khusus, kadangkala
dibutuhkan pengendoran tegangan. Beberapa baja karbon, seperti baja tekanan
fluida tertentu, dapat didinginkan dan disepuh supaya dapat memberikan kekuatan
leleh sekitar 80 ksi (550 MPa), namun kebanyakan baja dengan kekuatan
sedemikian merupakan baja paduan rendah. Baja paduan rendah ini pada umumnya
memiliki karbon sekitar 0,2% supaya dapat membatasi kekerasan mikrostruktur
btiran kasar (martensit) yang mungkin terbentuk selama perlakuan panas atau
pengelasan, sehingga dapat mengurangi bahaya retakan.
Perlakuan panas terdiri dari pendinginan (pendinginan
secara cepat dengan air atau minyak paling tidk 16500F (9000C)
sampai sekitar 300 – 4000F); kemudian penyepuhan dengan pemanasan
kembali sampai paling tidak sekitar 11500F (6200C) dan
kemudian dibiarkan mendingin. Penyepuhan, meskipun mengurangi sedikit kekuatan
dan kekerasan dari bahan yang telah didinginkan, namun dapat meningkatkan
kekenyalan dan keuletan. Pengurangan dalam kekuatan dan kekerasan dengan
peningkatan temperatur sedikit dilawan oleh munculnya pengerasan sekunder yang
terjadi akibat penyerapan kolubium, titanium atau vanadium karbida. Penyerapan
ini dimulai pada temperatur sekitar 9500F (5100C) dan
menjadi makin cepat sampai sekitar 12500F (6800C). Penyepuhan
pada atau sekitar 12500F untuk mendapatkan penyerapan maksimum dari
karbida mungkin akan mengakibatkan masuknya elemen tersebut ke dalam zona
transformasi dan hasilnya mikrostruktur menjadi lebih lemah yang mungkin dapat
diperoleh tanpa pendinginan dan penyepuhan.
Secara ringkas, pendinginan menghasilkan martensit, suatu
mikrostruktur getas yang sangat keras dan kuat ; pemanasan kembali akan sedikit
mengurangi kekuatan dan kekerasan, namun akan meningkatkan keuletan dan
kekenyalan.
III. Sifat Baja
v Baja
tahan garam (acid-resisting steel)
v Baja
tahan panas (heat resistant steel)
v Baja
tanpa sisik (non scaling steel)
v Electric
steel
v Magnetic
steel
v Non
magnetic steel
v Baja
tahan pakai (wear resisting steel)
v Baja
tahan karat/korosi
IV Struktur Baja
Struktur dapat dibagi menjadi tiga kategori umum :
a) Struktur rangka (framed structure), dimana
elemen – elemennya kemungkinan terdiri dari batang – batang tarik, balok, dan
batang – batang yang mendapatkan beban lentur kombinasi dan beban aksial,
b) Struktur tipe cangkang (shell type structure),
dimana tegangan aksial lebih dominan,
c) Struktur tipe suspensi (suspension type structure),
dimana tarikan aksial lebih mendominasi sistem pendukung utamanya.
a) Struktur Rangka
Kebanyakan konstruksi bangnan tipikal termasuk dalam
kategori ini. Bangunan berlantai banyak biasanya terdiri dari balok dan kolom,
baik yang terhubungkan secara rigid atau hanya terhubung sederhana
dengan penopang diagonal untuk menjaga stabilitas. Meskipun suatu bangunan
berlantai banyak bersifat tiga dimensional, namun biasanya bangunan tersebut
didesain sedemikian rupa sehingga lebih kaku pada salah satu arah ketimbang
arah lainnya. Dengan demikian, bangunan tersebut dapat diperlakukan sebagai
serangkaian rangka (frame) bidang. Meskipun demikian, bila perangkaan
sedemikian rupa sehingga perilaku batang – batangnya pada salah satu bidang
cukup mempengaruhi perilaku pada bidang lainnya, rangka tersebut harus
diperlakukan sebagai rangka ruang tiga dimensi.
Bangunan – bangunan industrial dan bangunan – bangunan
sau lantai tertentu, seperti gereja, sekolah, dan gelanggang, pada umumnya
menggunakan struktur rangka baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian saja.
Khususnya sistem atap yang mungkin terdiri dari serangkaian kerangka datar,
kerangka ruang, sebuah kubah atau mungkin pula bagian dari suatu rangka datar
atau rangka kaku satu lantai dengan pelana. Jembatan pun kebanyakan merupakan
struktur rangka, seperti balok dan gelagar pelat atau kerangka yang biasanya
menerus.
b) Struktur Tipe Cangkang
Dalam tipe
struktur ini, selain melayani fungi bangunan, kubah juga bertindak sebagai
penahan beban. Salah satu tipe yang umum dimana tegangan utamanya berupa
tarikan adalah bejana yang digunakan untuk menyimpan cairan (baik untuk
temperatur tinggi maupun rendah), diantaranya yang paling terkenal adalah tanki
air. Bejana penyimpanan, tanki dan badan kapal merupakan contoh – contoh
lainnya. Pada banyak struktur dengan tipe cangkang, dapat digunakan pula suatu
struktur rangka yang dikombinasikan dengan cangkang.
Pada dinding – dinding dan atap datar, sementara
berfungsi bersama dengan sebuah kerangka kerja, elemen – elemen “kulit”nya
dapat bersifat tekan. Conto pada badan pesawat terbang. Struktur tipe cangkang
biasanya didesain oleh seorang spesialis.
c) Struktur Tipe Suspensi
Pada struktur
dengan tipe suspensi, kabel tarikmerupakan elemen – elemen utama.
Biasanya subsistem dari struktur ini terdiri dari struktur
kerangka, seperti misalnya rangka pengaku pada jembatan gantung. Karena elemen
tarik ini terbukti paling efisien dalam menahan beban, struktur dengan konsep
ini semakin banyak dipergunakan.
Telah dibangun pula banyak struktur khusus dengan
berbagai kombinasi dari tipe rangka, cangkang, dan suspensi. Meskipun demikian,
seorang desainer spesialis dalam tipe struktur cangkang ini pun pada dasarnya
harus juga memahami desain dan perilaku struktur rangka.
V. Desain
a. Desain Struktur
Desain struktur dapat didefinisikan sebagai suatu paduan
dari sains dan seni, yang mengkombinasikan perasaan intuitif seorang insinyur
yang berpengalaman mengenai perilaku struktur dengan pengetahuan yang mendalam
mengenai prinsip – prinsip statika, dinamika, mekanika bahan dan analisis
struktur, untuk menciptakan suatu struktur yang aman dan ekonomis sehingga
dapat berfungsi seperti yang diharapkan.
b. Prinsip – prinsip Desain
Desain merupakan suatu proses untuk mendapatkan
penyelesaian yang optimum. Dalam desain apapun, harus ditentukan sejumlah
kriteria untuk menilai apakah yang optimum tersebut telah tercapai atau belum.
Untuk sebuah struktur, kriteria – kriteria tersebut dpat berupa :
1. Biaya minimum,
2. Berat yang minimum,
3. Waktu konstruksi yang minimum,
4. Jumlah tenaga kerja minimum,
5. Biaya pembuatan produk – produk pemilik yang minimum,
6. Efisiensi pengoperasian yang maksimum bagi pemilik.
Biasanya dilibatkan beberapa kriteria yang masing –
masing perlu diberi bobot nilai. Dengan memperhatikan kriteria yang mungkin
seperti diatas, tampaklah bahwa penentuan kriteria – kriteria yang terukur
dengan jelas pun (seperti berat dan biaya) untuk mencapai suatu optimum kerap
kali terbukti tidak mudah, bahkan mustahil dilakukan. Dalam kebanyakan situasi
praktis, penilaian hanya dapat dilakukan secara kualitatif.
Apabila suatu kriteria tertentu dapat diwujudkan secara
matematis, untuk memperoleh titik maksimum dan minimum dari fungsi objektif
yang bersangkutan, dapat digunakan teknik – teknik optimasi. namun hendaknya
kita tidak melupakan kriteria subyektif lainnya, walaupun pengintegrasian dai
prinsip – prinsip perilaku dengan desain elemen – elemen baja struktur hanya
berdasarkan kriteria – kriteria objektif yang sderhana saja, misalnya berat dan
biaya.
c. Prosedur Desain
Prosedur desain dapat dianggap terdiri dari dua bagian,
desain fungsional dan deain kerangka kerja struktural. Desain fungsional
menjamin tercapainya hasil – hasil yang dikehendaki seperti :
a. Area kerja yang lapang dan mencukupi,
b. Ventilasi atau pengkondisian udara yang tepat,
c. Fasilitas – fasilitas transfortasi yang memadai,
seperti lift, tangga, dan derek atau alat –alat untuk menangani bahan –
bahan,
d. Pencahayaan yang cukup,
e. Estetika.
Desain kerangka kerja struktural berarti pemilihan
susunan serta ukuran elemen – elemen struktur yang tepat, sehingga beban –
beban layanan bekerja dengan aman.
Secara gari besar, prosedur desain secara iteratif dapat
digambarkan sebagai berikut :
1) Perencanaan. Penentuan
fungsi – fungsi yang akan dilayani oleh struktur yang bersangkutan. Tentukan
kriteria – kriteria untuk mengukur apakah desain yang dihasilkan telah mencapai
optimum.
2) Konfigurasi struktur pendahuluan. Susunan dari
elemen – elemen yang akan melayani fungsi – fungsi pada langkah 1
3) Penentuan beban – beban yang harus dipikul.
4) Pemilihan batang pendahuluan. Pemilihan
ukuran batang yang memenuhi kriteria objektif, seperti berat atau biaya minimum
dilakukan berdasarkan keputusan dari langkah 1,2 dan 3.
5) Analisis. Analisis struktur dengan membuat model
beban – beban dan kerangka kerja struktural untuk mendapatkan gaya – gaya
internal dan defleksi yang dikehendaki.
6) Evaluasi. Apakah semua
persyaratan kekuatan dan kemampuan kerja telah terpenuhi dan apakah hasilnya
sudah optimum? Bandingkan dengan kriteria – kriteria yang telah ditentukan
sebelumnya.
info.....
JASA TENAGA KONSTRUKSI BAJA WF
DAFTAR UPAH
KONSTRUKSI BAJA WF
Jenis
konstruksi baja
1 . polos
2 .hanykom
3 kremona besi
siku
-Daftar harga jasa tenaga / kg Rp 4.500
-Daftar harga jasa tenaga +
alat / kg Rp 7.500
-Daftar harga jasa tenaga +
alat + matrial Rp 18.000
-Untuk Cor Bondek/Spandek ketebalan 07 mm../m. Rp
1.200.000./ mm
-Daftar harga tonase dibawah 20 ton sebagai berikut;
-Untuk harga jasa tenaga / kg Rp 4.000
-Untuk harga jasa tenaga + alat / kg Rp 4.550
-Untuk harga jasa tenaga + alat matrial /Kg Rp 17.000
-untuk seng atap Rp 80.000/mm
- Daftar harga untuk pekerjaan kap rumah tinggal
sebagai berikut :
-Untuk harga jasa tenaga /mm Rp 100.000
- Untuk harga jasa tenaga + alat / mm. Rp 150.000
- Untuk harga jasa tenaga + alat + matrial /mm
Rp 475.000
-Untuk harga baja ringan diatas 100mm sebagai berikut;
-untuk harga jasa tenaga /mm Rp ..........
-untuk harag baja ringan /mm Rp 175.000 (belum
termasuk atap)
-Untuk harga baja ringan dibawah 100mm sebagai
berikut;
-untuk harga jasa tenaga /mm Rp 45.000
-untuk harag baja ringan /mm Rp 225.000 (belum
termasuk atap)
Daftar harga diatas masih bisa nego…
tergantung Quantity
tonase
Di bengkel las
KONSTRUKSI BAJA WF
Call-
021-
92-130-160
0815-1074-1073
0813-1839-7790
bengkellas.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar